tentang ilmu yang bermanfaat

bagaimana pendapatmu tentang ilmu yang bermanfaat? Setahu gw dari ajaran Islam (yang gw pribadi yakin kebenarannya, tentu aja), semua ilmu yang kita miliki ga ada artinya kecuali yang bermanfaat. Engkau boleh ingat sejuta halaman kamus dalam kepala, tapi semua itu ga ada artinya kalau ia hanya dimiliki tanpa ada implementasi, tanpa ada pemanfaatan. Umar Bin Khattab pernah terus-menerus mempelajari surat Al-Baqarah dan tidak mau beralih pada 113 surat-surat lainnya dalam Al-Qur'an, sampai ia merasa yakin benar seluruh hidupnya telah menjiwai surat Al-Baqarah ini. Sebelum dibahas tentu kita harus tahu definisi ilmu bermanfaat itu kaya apa. Dan soal itu terus-terang pengetahuan gw juga ecek-ecek, jadi mohon maap kalo jadinya ngasal. Buat gw indikasinya gampang aja, kalo gw (ato orang laen) dapet masalah dan jalan keluarnya didapet salah satunya dengan make ilmu yang gw punya, artinya tuh ilmu bermanfaat. Sedangkan ilmu yang cuma dipendem, gw sekedar tau tapi ga pernah dipake, nah, itu dia ilmu yang ga bermanfaat. Yang dalam agama gw ga diperhitungkan sebagai amalan apapun. Itu klasifikasi yang kita punya sekarang, dua jenis ilmu, bermanfaat dan yang kagak. Nah. Sekarang omongan kita agak serem dikit. Karena gw gak begitu jago bahasa ilmiah, jadi gantinya jangan marah kalo liat metafor dimana-mana. Cuma itu cara yang gw paham untuk nerangin maksud gw. Jadi gini, ilmu itu baik bermanfaat ato gak, kalo dimiliki akan bisa membuat kita "terbang lebih tinggi". Dalam hal pengetahuan, tentunya. Semakin canggih gaya bahasa kita, semakin ruwet cara berpikir dan memandang segala sesuatu, semua itu yang gw maksud "terbang lebih tinggi". Di satu sisi hal ini menyenangkan, karena lu jadi bisa liat apa yang orang banyak belum tentu bisa liat. Tapi apa efek negatifnya ada? Yep. Tentu aja ada. Semakin tinggi kita terbang, semakin dikit orang yang bisa mahamin kita. Apa artinya kita ngerti teknologi yang ruwet-ruwet kalo tidak ada orang yang bisa kita ajak bicara tentangnya? Padahal fitrah bersosialisasi mengalir dalam nadi setiap kita. Dan ketika kita terlanjur terbang tinggi, seringkali kita lupa mempersiapkan bagaimana mendarat kembali, bagaimana caranya datang lagi pada orang-orang yang telah kita tinggalkan. Dan tidak dapat dipahami adalah satu hal yang menyakitkan buat kita manusia. Keterasingan. Kesendirian. Semua itu penderitaan yang harus dan telah dihadapi sekian orang yang telah pernah terbang tinggi dengan ilmu yang dimiliki. Sebagian bertahan hidup, namun kita takkan pernah tahu sedalam apa derita mereka. Sebagian lagi mati, karena akhirnya terbang terlalu tinggi dan terbakar matahari. Sebagian lain lagi pun mati, karena tanpa mereka yang memahami, mereka kehabisan tenaga untuk terbang dan runtuh kembali pada bumi tempat mereka berawal. Nah, di sinilah ilmu yang bermanfaat pegang peranan. Dengannya engkau dapat mendarat kembali. Pada mereka yang memahamimu, atau setidaknya yang akan ada untukmu. Normalnya, gw pikir, semua orang dapat terbang tinggi dengan ilmu. Namun tidak semua akan bertahan hidup dalam ketinggian. Pertanyaannya sekarang, untuk siapa ilmu itu kita manfaatkan? Untuk mereka yang kita harapkan dapat memahami? Atau untuk diri kita sendiri? Jawabannya, menurut gw, jelas. Kedua-duanya. Manfaatkan ilmumu untuk dirimu sendiri, agar lebih tinggi kepakan sayapmu dan lebih banyak lagi yang dapat kau saksikan. Namun manfaatkan pula ilmu untuk orang, sehingga kau akan dapat kembali mendarat pada mereka. Satu waktu dan bisa jadi seringkali, kau akan membutuhkan mereka. Setinggi apapun terbangmu.
posted@12:27 PM

Comments & Discussion

Post a Comment